Gowa, SeputardesaNews.Com_ Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 hijriah, para santri Pondok Tahfidz Ashabul Jannah Gowa tetap beraktivitas seperti biasa, bahkan aktivitas ibadah makin di tingkatkan di 10 terahir ramadhan. Para pengurus tidak memulangkan para santri di setiap bulan Ramadhan.(Rabu, 10 April 2024)
Ketua badan Pembina Pondok, Ust. Mustaqim menegaskan bahwa para santri di pondok tahfidz Ashabul Jannah harus merasakan bagaimana sedihnya berpisah dengan bulan Ramadhan sebagaimana Nabi dan para sahabatnya menangis di setiap akhir bulan Ramadhan karena kemuliaan Ramadhan akan meninggalkan mereka.
“Sebagai bentuk penguatan karakter taqwa dan mandiri, langkah tidak memulangkan para santri di setiap bulan Ramadhan adalah komitmen kami dalam menghantar para santri menjadi pemimpin” Ujar Ust Mustaqim kepada seputardesanews.com.
“Demi menyempurnakan ibadah Ramadhan, para santri Pondok Tahfidz Ashabul Janah, berlebaran bersama di pondok, agar setiap santri bisa meraih kemulian sepuluh terahir Ramadhan’’ Tambah Ust Mustaqim.
Para orang tua santri di perbolehkan menjemput anaknya setelah shalat ied di laksanakan, bahkan para pengurus mempersilakan para orang tua untuk melaksanakan shalat ied bersama anaknya di pondok.
Rasa haru sekaligus bahagia dirasakan orang tua para santri, ketika moment menjemput anaknya setelah melaksanakan shalat ied di pondok.
“Kami bersyukur anak kami menjadi santri di Pondok Tahfidz Ashabul Jannah, selain pondok ini membebaskan biaya pendidikan dan biaya mondok, pendidikan ahlaq sangat di tekankan di pondok ini.” ujar salah satu orangtua santri.
“Kami berterimakasih kepada para dermawan yang telah menyisihkan hartanya untuk pondok, dengan adanya pondok ini, putra kami dapat sekolah sekaligus mondok” tambahnya.
Berkat ulurantangan para dermawan, Pondok Tahfidz Ashabul Jannah Gowa membebaskan seluruh biaya Pendidikan dan pemondokan dikarenakan seluruh santrinya dari kalangan yatim miskin.
“selain untuk menyempurnakan ibadah di bulan Ramadhan, langkah tidak memulangkan santri adalah sebagai bentuk empati dan simpati para santri kepada sesama teman santrinya, karena beberapa santri tidak bisa pulang kepada orang tuanya karena Yatim atau Jauh dari kampungnya” ujar Ust Ismail salah satu pengurus pondok
Dalam pesannya kepada para santri, Ust Mustaqim menekankan untuk memanfaatkan waktu liburan lebaran sebagai ajang berbakti kepada orang tua, dan tidak meninggalkan kebiasan baik dan senantiasa menjaga Ahlaq baik kepada orantua maupun masyarakat sekitar.
Ust Mustaqim menambahkan bahwa yang libur adalah kegiatannya saja, tetapi akhlaknya tidak libur. dengan begitu, ia meminta santri untuk tetap mempertahankan kebiasaan baik saat di pondok meskipun berada di rumah dalam posisi liburan.
“Para santri di pondok sudah dilatih untuk shalat lima waktu berjamaah, puasa wajib maupun sunnah, qiyamul lail, mujahadah, baca Al-Qur’an. Teruskan kebiasaan ini,” Pungkasnya. (***)