CIANJUR- Tak bisa waktu sebentar berkreasi di dalam pembentukan bonsai, namun sangat dibutuhkan waktu yang lama dan kecerdikan dalam memilih bentuk pohon sehingga bisa terwujud bonsai yang indah dan enak dipandang.
Demikian awal diungkapan Ma’ad (54 tahun) warga kampung Kubang Mareme, Desa Hegarmanah, Kecamatan Bojongpicung, Kab. Cianjur saat mengawali bincang bincang seputar seni dalam pembentukan bonsai.
Maad tidak sembarang memilih jenis pohon kayu yang dijadikannya bonsai, tetapi dipilihnya kayu kayu yang bakalan mampu dibentuk bonsai bagus dan berkualitas. ” Saya pilih kayu kayu bagus, seperti kayu Sancang, kayu Kimeng, Serut dan jika lokalan bisa kayu Caringin, ” ujarnya sambil mengangkat bonsai yang telah dibentuknya baru baru ini.
Menggeluti bonsai dilakukannya sejak tahun1990 dengan pertama kali belajar bentuk bonsai dari kayu jenis kayu Kiara hasil mencari dari hutan. ” Ingat diawal awal belajar saya nyari kayu ke hutan,” ujarnya seolah mengenang perjalanannya.
Kini dengan jerih payahnya yang sudah dilakukan sejak puluhan tahun itu sedah bisa terasa hasilnya. Maad sering menjual bonsai hasil karyanya dengan kisaran harga 200.000,- sampai 300.000, sehingga bisa nyambung nyambuh kebutuhan hidup keluarganya.
Malah untuk terus mengasah kemampuannya di dalam seni bentuk bonsai, sering juga ikut pameran bonsai yang dilaksanakan Persatuan Penggemar Bonsai.
Pemilik Pondok Pasca Panen Kubang Mareme Bonsai ( Kumabo) ini , dalam waktu dekat akan melakukan kerjasama dengan Pemilik Saung Lurah, H. Eman Sulaeman sebagai tempat pesaran bonsai bonsainya.**